| Stecies |
Kekurangan SAP GRC (Governance, Risk & Compliance)
1. Biaya Implementasi dan Pemeliharaan yang Tinggi
Salah satu kelemahan utama SAP GRC adalah tingginya biaya implementasi dan lisensi. Menurut Hansen & Risius (2018), biaya investasi awal yang besar sering menjadi kendala bagi organisasi kecil dan menengah (SMEs). Selain itu, pemeliharaan sistem juga memerlukan tenaga ahli yang kompeten dalam bidang SAP, yang menambah beban biaya operasional.
2. Kompleksitas dalam Konfigurasi dan Integrasi Awal
SAP GRC dikenal sebagai sistem dengan tingkat kompleksitas tinggi, terutama pada tahap konfigurasi awal. Karanja & Rosso (2017) mencatat bahwa organisasi sering kali menghadapi tantangan dalam menyesuaikan modul-modul GRC dengan proses bisnis internal mereka. Integrasi dengan sistem non-SAP juga dapat menjadi sulit, terutama jika infrastruktur TI organisasi belum sepenuhnya kompatibel.
3. Ketergantungan pada Sumber Daya Manusia yang Terlatih
Penggunaan SAP GRC memerlukan staf TI dan auditor yang memahami secara mendalam konsep GRC dan pengoperasian sistem SAP. Tanpa pelatihan yang memadai, fitur-fitur canggih yang dimiliki sistem ini sering tidak dimanfaatkan secara optimal. Dalam penelitian Ahmad et al. (2020), ditemukan bahwa banyak perusahaan gagal mencapai efisiensi maksimal dari SAP GRC karena keterbatasan sumber daya manusia yang kompeten di bidang tata kelola risiko digital.
4. Resistensi terhadap Perubahan Organisasi
Implementasi SAP GRC seringkali memerlukan perubahan besar dalam proses bisnis dan budaya kerja organisasi. Hal ini dapat menimbulkan resistensi dari karyawan, terutama jika mereka belum memahami manfaat jangka panjang sistem tersebut. Studi Karanja & Rosso (2017) menunjukkan bahwa keberhasilan penerapan SAP GRC tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada kesiapan manajemen dalam mengelola perubahan organisasi.
5. Waktu Implementasi yang Panjang
Karena kompleksitas sistem dan kebutuhan kustomisasi yang tinggi, proses implementasi SAP GRC dapat memakan waktu berbulan-bulan bahkan lebih dari satu tahun untuk organisasi besar. Hansen & Risius (2018) mencatat bahwa proyek implementasi sering tertunda karena proses penyesuaian modul dan pengujian integrasi dengan sistem lain yang memerlukan validasi mendalam.
Kelebihan SAP GRC (Governance, Risk & Compliance)
1. Integrasi Menyeluruh antar Fungsi Tata Kelola, Risiko, dan Kepatuhan.
2. Otomatisasi Proses Audit dan Pengendalian Internal
SAP GRC mendukung otomatisasi pengawasan dan audit melalui modul Process Control dan Audit Management. Menurut Hansen & Risius (2018) dalam Journal of Information Systems, otomatisasi ini secara signifikan menurunkan biaya audit manual, mempercepat deteksi pelanggaran, serta meningkatkan akurasi pelaporan audit. Sistem ini juga memiliki workflow automation yang memungkinkan proses pelacakan dan tindak lanjut temuan audit dilakukan secara real-time, sehingga memperkuat efektivitas pengendalian internal dan mengurangi risiko kesalahan manusia (human error).
3. Kemampuan Analisis Risiko yang Canggih
Modul Risk Management dalam SAP GRC menawarkan fitur analisis risiko berbasis data dan prediktif analytics yang sangat membantu dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan studi Ahmad, Maynard, & Park (2020), fitur ini memanfaatkan teknologi data modeling dan visual analytics untuk mengidentifikasi korelasi antar risiko serta memprediksi potensi ancaman di masa depan. Hal ini memberikan keunggulan kompetitif bagi organisasi karena mampu mengambil tindakan mitigasi sebelum risiko berkembang menjadi masalah besar.
4. Kepatuhan terhadap Regulasi Global
SAP GRC dirancang untuk mematuhi berbagai standar dan regulasi internasional, seperti Sarbanes-Oxley (SOX), ISO/IEC 27001, GDPR, dan lain-lain. Sistem ini menyediakan pre-built compliance framework yang dapat langsung disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan di berbagai industri. Hal ini memudahkan organisasi multinasional dalam memastikan kepatuhan terhadap hukum di berbagai yurisdiksi tanpa perlu melakukan penyesuaian sistem dari awal.
5. Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas
Dengan sistem pelaporan otomatis dan real-time monitoring, SAP GRC meningkatkan transparansi dalam pengelolaan risiko serta kepatuhan organisasi. Karanja & Rosso (2017) menekankan bahwa tingkat akuntabilitas yang tinggi menjadi salah satu faktor yang mendorong kepercayaan investor dan pemangku kepentingan eksternal. Setiap tindakan pengguna tercatat dalam audit trail, sehingga memudahkan proses investigasi jika terjadi anomali atau pelanggaran.
6. Integrasi dengan SAP ERP dan SAP HANA
Keunggulan teknis lainnya adalah kemampuan SAP GRC untuk terintegrasi langsung dengan sistem ERP SAP S/4HANA. Hal ini menciptakan ekosistem yang efisien di mana data keuangan, operasional, dan kontrol risiko dapat saling berhubungan secara otomatis. Integrasi ini mempercepat pengolahan data dalam skala besar dan memungkinkan pelaporan berbasis analitik secara instan melalui real-time dashboards.
Sumber:
Makalah dari Fadli Juliana Putra, Mahasiswa Unpam.
Adisuria, K. F. (2023). Analysis of the Implementation GRC Information System in
Supporting Performance Optimization. Journal of Information System Management
(JOISM), 4(2), 97-10.
ISACA. (2016). Information Systems Security Audit: An Ontological Framework. ISACA
Journal, 5.
Kamal, H. H. (2020). Computer-Assisted Audit Tools for IS Auditing: A Comparative Study.
International Journal of Computer Applications, 176(28), 1–9.
Kassa, S. G. (2016). Information Systems Security Audit: An Ontological Framework. ISACA
Journal, 5, 1–9.
Nasution, R. S. (2021). Audit Sistem Informasi dalam Meningkatkan Efektivitas
Pengendalian Internal. Indonesian Journal of Economics, Fiscal and Accounting
(IJERFA), 2(3), 112–120.
Rizky, M. P. (2023). Managing Audit Information with The Atlas Application. Journal of
Digital Information System (JODIS), 5(1), 15–25.
Kementerian Keuangan RI Laporan Transformasi Digital dan Tata Kelola TI (2020); SAP
Indonesia Press Release, 2019






0 komentar:
Post a Comment